Hari Aksara Internasional Media Tingkatkan Kesadaran Berliterasi

Hari Aksara Sedunia
Hari Aksara Sedunia

Beberapa langkah strategis yang telah dilakukan dan dinilai mampu mendorong percepatan penuntasan buta aksara di Indonesia dengan capaian angka melek aksara untuk usia 15-59 tahun di atas 98 persen adalah sebagai berikut. Langkah pertama, pemutakhiran data buta aksara bekerjaana dengan BPS. “Dengan demikian, dapat diukur capaian penuntasan buta aksara dan diketahui peta sebaran penduduk buta aksara tersebut sampai tingkat provisni dan Kabupaten/Kota. Mengacu pada peta sebaran buta aksara tersebut, kami menetapkan kebijakan layanan program pendidikan keaksaraan,” tutur Jumeri.

Langkah kedua, peningkatan mutu layanan pendidikan dan pembelajaran keaksaraan dengan fokus utama pada daerah tertinggi persentase buta aksaranya. Diterangkan Jumeri, Kemdikbudristek melakukan pemberantasan buta aksara dengan sistem blok atau klaster, yaitu memusatkan program di kabupaten terpadat buta aksara pada lima provinsi yang tinggi buta aksaranya yaitu Papua (22,03%), Nusa Tenggara Barat (7,52%), Sulawesi Barat (4,46%), Nusa Tenggara Timur (4,24%), dan Sulawesi Selatan (4,11%). (Sumber: Susenas BPS RI, 2020).

Disampaikan Kemdikbud memfokuskan pada program-program keaksaraan di daerah yang penduduknya cukup banyak alami buta huruf seperti Papua, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, dan beberapa lainnya.

Memperingati Hari Aksara Internasional tahun ini, peran Unesco akan fokus pada pengajaran dan pembelajaran literasi dalam krisis COVID-19 dengan lokus sampai di mana peran pengajaran dan difokuskan pada perubahan pedagogi, strategi dalam mengajar.

UNESCO juga mengangkat perihal dampak pandemi ini terhadap proses pembelajaran, apa dan bagaimana strategi yang bisa ditempuh dalam rangka melakukan pemulihan, dan lain-lain.

“Krisis Covid-19 baru-baru ini telah menjadi pengingat akan kesenjangan yang ada antara wacana kebijakan dan kenyataan, yaitu sebuah celah yang sudah ada di era pra-Covid-19 dan secara negatif memengaruhi pembelajaran semua kalangan yang tidak memiliki atau memiliki tingkat melek huruf yang rendah sehingga cenderung menghadapi banyak kesulitan,” tulis UNESCO di situs resminya

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait